BUNUH DIRI DAN EUTHANASIA


BUNUH DIRI DAN EUTHANASIA


Dalam topik ini ada dua masalah yang akan dibahas, yaitu mengenai bunuh diri dan euthanasia, terutama tentang bunuh diri banyak dimuat dalam media massa yang penyebab dan caranya bermacam-macam ragam :

A.    Bunuh Diri
Orang yang nekat bunuh diri biasanya karena putus asa. Diantara penyebabnya adalah penderitaan hidup. Ada orang yang menderita fisiknya (jaminannya) karena memikirkan sesuap nasi untuk diri dan keluarganya. Keperluan pokok dalam kehidupan sehari-hari tidak terpenuhi apabila pada zaman sekarang ini pengeluaran lebih besar dari pada pemasukan.
Ada pula orang yang menderita batinnya yang berakibat patah hati, hidup tidak bergairah, masa depannya kelihatan suram, tidak bercahaya. Batinnya kosong dari cahaya iman dan berganti dengan kegelapan yang menakutkan. Penderitaan kelompok kedua ini belum tentu karena tidak punya harta, tidak punya kedudukan dan tidak punya sama. Rupa-rupanya, harta, kedudukan dan nama tenar belum tentu dan adakalanya tidak dapat membahagiakan seseorang. Pada media massa kita baca ada jutawan, ada artis dan tokoh yang memilih mati untuk mengakhiri penderitaannya, apakah penderitaan jasmani atau penderitaan batin.
Kalau kita perhatikan, maka tampak jelas baik itu kelompok pertama maupun kedua, sama-sama tidak mampu menghadapi kenyataan dalam hidup ini. Mereka tidak mampu menghayati dan memahami bahwa dunia ini dengan segala isinya adalah pemberian Allah dan pinjaman yang akan dikembalikan dan suka duka pun silih berganti dalam menghadapinya.
Cara yang mereka tempuh bermacam-macam, ada yang menggantungkan diri, ada yang melompat dari gedung bertingkat, ada yang menembak dirinya dengan senjata api, ada yang meminum racun dan cara-cara lainnya.
Dari tulisan yang dimuat dalam harian Republika, Selasa tanggal 22 Agustus 1995, yang bersumber dari Polda Metro Jaya, terlihat bahwa cara bunuh diri itu bermacam-macam. Dari 35 kasus yang terjadi dari Januari – Juli 1995, ternyata:

No.
Jenis Kasus
Jumlah
1.
Menggantung diri
17 orang
2.
Minum obat serangga
15 orang
3.
Membakar diri
1 orang
4.
Menyebur ke dalam sumur
1 orang
5.
(Tidak disebutkan caranya)
1 orang

Jumlah
35 orang

 Dilihat dari jenis kelaminnya, laki-laki sebanyak 21 orang dan wanita sebanyak 14 orang. Jadi banyak laki-laki dari pada wanita. Tanpa kita ketahui penyebabnya, tetapi dari kenyataaan ini bahwa peristiwa bunuh diri perlu diperhatikan dan dicarikan penangkalnya.
Orang yang bunuh diri tidak dibenarkan oleh Islam dan dilarang keras untuk melakukan tindakan nekat tersebut, sebagaimana firmanNya yang artinya:
 “...dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.” (An Nisa:29)
Ibnu Abbas dan kebanyakan ulama menafsirkan ayat di atas dengan pengertian: “Jangan saling membunuh antara sesama muslim.” Sedangkan ‘Amru bin ‘Ash memahami dengan pengertian “jangan bunuh diri”. Penafsiran ‘Amru bin ‘Ash ini pun dibenarkan oleh Rasulullah. Umpamanya, seorang yang sedang sakit parah, dilarang oleh dokter mandi dengan air dingin. Orang yang melanggar larangan dari dokter tersebut, termasuk ke dalam pengertian ayat di atas karena secara langsung atau tidak, akan membawa bahaya dan akibatnya berakhir dengan kematian.
Bunuh diri atau saling membunuh menurut penafsiran ‘Amru bin ‘Ash dari Ibnu Abbas, kedua-duanya tidak dibenarkan oleh agama Islam, walaupun penyebabnya berbeda.
Orang bunuh diri karena putus asa, memendam dendam, iri hati atau saling bermusuhan, walaupun menganut agama yang sama (Islam), tetapi tidak dibenarkan oleh Islam.
Sebenarnya Islam menghendaki pemeluk-pemeluknya mempunyai kemauan yang kuat menghadapi segala tantangan dan penderitaan. Dalam keadaan bagaimanapun Islam tidak membenarkan pemeluk-pemeluknya lari dari perjuangan hidup dan lari dari kenyataan, yang ada kalanya pahit dan adakalanya manis. Kenyataannya memang lebih banyak pahitnya dari pada manisnya. Setiap mukmin diciptakan untuk berjuang (jihad), bukan untuk berpangku tangan, maju dan bertahan, bukan lari dari medan perjuangan. Kepada oarang yang ingin bunuh diri Rasulullah memperingatkan bahwa orang itu dilarang (diharamkan) masuk surga, dan layak menjadi tempatnya adalah neraka. Nabi SAW bersabda:

كَانَ فِيْمَنْ قَبْلَكُمْ رَجُلٌ بِهِ جَرْحٌ فَجَزَعَ فَأَخَذً سَكِّيْنًا فَخَرَّبِهَا يَدَهُ فَمَا ر فأ الدّم حتى مَاتَ . فقال الله بادرنى عبدى بنفسه فحرّمت عليه الجنّه (متفق عليه)
Artinya: “Pernah ada sebelum kamu seorang laki-laki yang terluka, lalu ia berkeluh kesah. Kemudian dia mengambil pisau dan memotong tangannya (nadinya). Alu darahnya tidak henti-hentinya keluar sampai dia meninggal dunia. Allah berfirman: “HambaKu telah menyegerakan kematiannya (sebelum Aku mematikannya). Karena itu Aku haramkan surga untuknya.”(HR. Muttafaq ‘Alaih)

Ayat Al Qur’an dan Hadits tersebut di atas dengan jelas menunjukkan bahwa bunuh diri itu dilarang keras oleh Islam dengan alasan apapun.
Dengan demikian keliru sekali kalau ada anggapan bahwa dengan jalan bunuh diri, segala persoalan telah selesai dan berakhir. Padahal azab dan penderitaan yang lebih berat,telah menyongsong di akhirat kelak.

B.  Euthanasia
Menurut ensiklopedi Indonesia bahwa Euthanasia (Yunani: euthanasia=matinya gampang).
Istilah untuk pertolongan medis adalah agar kesaksian atau penderitaan yang dialami seseorang yang akan meninggal diperingan. Juga berarti mempercepat kematian seseorang yang berada dalam kesakitan dan penderitaan hebat menjelang kematian.
Umpamanya, seorang penderita AIDS atau kanker tahap akhir yang sudah tidak ada lagi harapan sembuh secara medis dan telah kehabisan harta untuk biaya pengobatannya. Dalam hal ini Islam tetap tidak membolehkan si penderita menghabisi nyawanya, baik dengan tangan sendiri, maupun dengan bantuan orang lain, seperti dokter dengan cara memberi suntikan atau obat yang dapat mempercepat kematiannya (euthanasia positif) atau dengan cara menghentikan segala pertolongan terhadap si penderita termasuk pengobatannya (euthanasia negatif).
Orang yang mengakhiri hidupnya dengan cara demikian berarti dia telah mendahului atau melanggar kehendak Allah dan wewenangNya. Seharusnya orang bersikap sabar dan tawakal menghadapi musibah dan berdo’a kepada Allah semoga berkenan memberi ampunan kepadanya dan memberikan kesehatan kembali apabila hidupnya lebih bermanfaatda lebih baik baginya. Sebaliknya boleh memohon kematian disegerakan, apabila kematian itu lebih baik baginya. Jadi bukan si penderita yang mengambil keputusan akhir, tetapi Allah yang menciptakannya.
Peristiwa lain mungkin saja terjadi seperti seseorang tidak tega melihat penderitaan orang lain, apakah orang tuanya atau keluarganya dan secara medis orang tersebut dinyatakan akan meninggal dalam waktu yang singkat. Lalu dia menyarankan kepada dokter untuk mempercepat kematiannya atau dengan cara mencabut infusnya. Perbuatan semacam ini pun sama halnya seperti tindakan seseorang yang mendahului wewenang Allah, dan tetap dianggap melakukan perbuatan dosa.
Menurut hemat penulis, penyebab utama terjadi bunuh diri adalah karena lemah iman dan kurang percaya pada diri sendiri. Oleh sebab itu, penangkal yang paling ampuh adalah agama, yang harus diintensifkan, terutama masalah akidah. Disamping itu perbaikan ekonomi masyarakat perlu ditingkatkan lagi walaupun masalah itu bukan faktor penentu untuk tidak melakukan bunuh diri.

1 komentar:

  1. kelinci99
    Togel Online Terpercaya Dan Games Laiinnya Live Casino.
    HOT PROMO NEW MEMBER FREECHIPS 5ribu !!
    NEXT DEPOSIT 50ribu FREECHIPS 5RB !!
    Ada Bagi2 Freechips Untuk New Member + Bonus Depositnya Loh ,
    Yuk Daftarkan Sekarang Mumpung Ada Freechips Setiap Harinya
    segera daftar dan bermain ya selain Togel ad juga Games Online Betting lain nya ,
    yang bisa di mainkan dgn 1 userid saja .
    yukk daftar di www.kelinci99.casino

    BalasHapus